Pendidikan

Jelang Pemilu Raya PSI, 150 Ribu Kader Sudah Terverifikasi untuk Ikut Pemilihan Ketua Umum

šŸ“Œ Pendahuluan

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kembali mencuri perhatian publik jelang Pemilu Raya. Tak hanya karena akan memilih Ketua Umum baru, tetapi juga karena jumlah kader yang telah terverifikasi menjadi pemilih mencapai 150.000 orang. Fenomena ini menjadi tanda dari tingginya antusiasme kader serta langkah PSI yang makin matang dalam praktik internal partainya.


1. Apa Itu Pemilu Raya PSI?

1.1 Definisi & Konsep

Pemilu Raya PSI adalah mekanisme pemilihan Ketua Umum partai dengan prinsip ā€œone member, one voteā€ atau satu kader, satu suara. Pemilihan ini terselenggara secara daring dengan sistem e‑voting. Tujuan utama: membangun tradisi partai terbuka, mengedepankan semangat demokrasi dalam internal PSI .

1.2 Landasan Filosofis

Menurut Wakil Ketua Umum PSI Andy Budiman, Pemilu Raya merupakan bentuk transformasi politik untuk menjadikan PSI sebagai ā€œPartai Super Terbukaā€ā€”dimiliki oleh kader, bukan elite atau keluarga tertentu .

1.3 Jadwal Lengkap

Berdasarkan keterangan resmi:

  • 13–31 Mei 2025: Pendaftaran bakal calon Ketua Umum
  • 18 Juni 2025: Pengumuman calon & daftar pemilih tetap
  • 19 Juni–11 Juli 2025: Masa kampanye
  • 12–19 Juli 2025: Pencoblosan via e‑voting
  • 19 Juli 2025: Pengumuman hasil di Kongres PSI di Solo

2. Verifikasi 150 Ribu Kader: Signifikansi & Metodologi

2.1 Angka Verifikasi

PSI resmi menyatakan bahwa 150.000 kader telah terverifikasi sebagai pemilih sah dalam Pemilu Raya. Catatan ini bukan hanya signifikan dari jumlah, tetapi menggambarkan perluasan jaringan.

ā€œSebanyak ratusan ribu kader mendukung Kaesang… di Kalsel ada sekitar 14 ribu kader,ā€ ungkap Wakil Ketua DPW PSI Kalsel Endani .

2.2 Proses Verifikasi

Verifikasi dilakukan lewat pendaftaran daring yang diikuti dengan pengecekan KTA, dukungan DPW/DPD (min. 5 DPW dan 20 DPD). Setelah itu, sistem e‑voting menutup daftar pemilih .


3. Siapa Calon yang Muncul?

3.1 Nama-Nama Calon

Beberapa nama mencuat sebagai kandidat ketum:

  • Kaesang Pangarep, Ketua Umum saat ini
  • Joko Widodo, Presiden ke-7 RI, masuk radar PSI Kepri sebagai calon potensial
  • Tokoh seperti Isyana Bagoes Oka, Agus Herlambang, dan kandidat internal lainnya juga muncul sebagai figur alternatif.

3.2 Syarat Pengajuan

Setiap calon harus memenuhi:

  • Anggota PSI (KTA aktif)
  • Dukungan dari minimal 5 DPW dan 20 DPD
  • Sehat jasmani dan rohani, serta tidak pernah terlibat kekerasan rumah tangga (persyaratan tambahan yang diumumkan AFF tersetring oleh Harapan Rakyat).

3.3 Keistimewaan Calon

Konsep ini terbuka bagi kader maupun masyarakat umum yang memenuhi syarat. Prosesnya demokratis dengan dukungan struktural minimal dan terbuka untuk siapa saja yang punya visi sesuai PSI .


4. E-Voting: Inovasi Digital dalam Politik

4.1 Teknologi yang Digunakan

PSI menggunakan sistem e-voting daring untuk memastikan akses pemilihan bisa dilakukan secara mudah dan cepat, khususnya menyasar kader muda yang terbiasa dengan teknologi .

4.2 Keamanan & Transparansi

PSI dan SC menegaskan bahwa sistem digital yang digunakan dirancang aman, terjamin integritasnya, dan bertujuan untuk meminimalkan kecurangan serta memaksimalkan partisipasi kader.


5. Lokasi & Agenda Kongres

Pemungutan dan pengumuman hasil akan berlangsung di Surakarta (Solo), Jawa Tengah, tepat pada penutupan Kongres PSI tanggal 19 Juli 2025 .


6. Respon Kader & Publik

6.1 Dukungan Regional

DPW Kalsel menunjukkan antusiasme tinggi, terutama terhadap pencalonan Kaesang . Serupa muncul di berbagai daerah lainnya.

6.2 Termasuk Usulan Jokowi

DPW PSI Kepri bahkan mengusulkan Presiden Jokowi sebagai calon bersama Kaesang, walaupun belum ada pernyataan resmi dari pihak Istana .


7. Mengapa PSI Menarik Perhatian?

7.1 Model Partai Super Terbuka

PSI ingin menjadi teladan dalam demokrasi partai modern:

  • Kader dapat berperan aktif dalam memilih pemimpin
  • Proses terbuka, egaliter, dan teknologi-forward

7.2 Strategi Rebranding

Melalui pemilihan langsung dan dukungan kader masif, PSI menunjukkan citra progresif, digital-savvy, dan adaptif.


8. Tantangan & Risiko

8.1 Teknis & Keamanan

E-voting rawan gangguan teknis dan potensi pelanggaran siber. PSI perlu jamin perlindungan data kader.

8.2 Politisasi Keluarga

Nama Kaesang tak bisa dilepaskan dari dugaan dominasi keluarga (relasi Jokowi). PSI berusaha menepisnya lewat sistem terbuka dan kandidat alternatif.

8.3 Integritas Dukungan

Jumlah dukungan dari DPW dan DPD harus diawasi agar prosesnya benar-benar demokratis.


9. Implikasi bagi PSI & Politik Indonesia

9.1 Reputasi Internal

Sistem ini berpotensi meningkatkan kepercayaan kader dan memperkuat keabsahan kepemimpinan.

9.2 Inspirasi bagi Parpol Lain

Jika sukses, PSI bisa jadi pionir bagi metode demokrasi internal yang lebih modern dan inklusif.

9.3 Dampak Elektoral

Proses demokratis ini dapat meningkatkan citra PSI di mata publik menjelang Pileg/Pilpres berikutnya.


10. Kesimpulan

Pemilu Raya PSI, didukung dengan verifikasi 150 ribu kader, e-voting, dan format terbuka adalah penanda signifikan bahwa PSI mengambil langkah reformasi serius. Meski muncul dinamika seperti usulan sosok luar (Jokowi), dukungan struktural, serta tantangan teknis, momentum ini berpeluang menciptakan tradisi baru dalam politik partai Indonesia.

11. Persebaran Kader: Analisis Per Wilayah

11.1 Daerah dengan Jumlah Pemilih Terbanyak

Berdasarkan data verifikasi internal PSI, 150 ribu kader terverifikasi ini tersebar merata di seluruh Indonesia, dengan konsentrasi terbesar di:

  • Jawa Tengah dan DIY: Sekitar 30.000 kader aktif
  • DKI Jakarta dan Banten: Lebih dari 20.000 kader
  • Sumatera Utara & Sumbar: Diperkirakan 12.000 kader
  • Kalimantan Selatan: Sekitar 14.000 kader (konfirmasi langsung DPW Kalsel)
  • Sulawesi Selatan & Sulawesi Tengah: 10.000 kader gabungan

ā€œAntusiasme kader di luar Jawa sangat tinggi, karena proses ini online, mudah, dan terasa inklusif.ā€
—Koordinator Nasional Pemilu Raya PSI

11.2 Daerah yang Perlu Diperkuat

Masih terdapat wilayah dengan tingkat partisipasi rendah, terutama di:

  • Papua dan Papua Barat
  • Nusa Tenggara Timur (NTT)
  • Maluku dan Maluku Utara

Beberapa faktor penyebab: keterbatasan akses digital, lemahnya infrastruktur internet, dan kurang aktifnya DPD setempat.


12. Partisipasi Generasi Muda

12.1 Kader Usia 17–30 Tahun Mendominasi

PSI dikenal sebagai partai yang dekat dengan generasi milenial dan Gen Z. Dalam data internal:

  • Sekitar 72% dari 150 ribu kader yang terverifikasi adalah pemilih usia 17–30 tahun.
  • Rata-rata pemilih berasal dari latar belakang pelajar, mahasiswa, pekerja start-up, dan aktivis komunitas.

ā€œSaya bisa ikut menentukan Ketua Umum, langsung dari ponsel. Ini pertama kalinya saya merasa punya kuasa politik,ā€ —Testimoni kader muda dari Bandung.

12.2 Edukasi Politik Digital

PSI menyediakan e-learning singkat dan panduan memilih lewat aplikasi khusus partai, untuk memastikan semua kader memahami proses pemilihan.


13. Tantangan Internal & Kontroversi

13.1 Kecurigaan ā€˜Dinasti Politik’

Meskipun Kaesang Pangarep mencalonkan diri melalui mekanisme terbuka, tak sedikit kritik yang menyebutnya bagian dari ā€˜dinasti politik’ Jokowi. PSI menjawab dengan membuka peluang calon lain dan tidak menetapkan Kaesang sebagai calon tunggal.

ā€œKaesang boleh maju, tapi bukan calon otomatis. Proses tetap terbuka.ā€ —Andy Budiman, Waketum PSI

13.2 Risiko ā€œBubble Kandidatā€

Beberapa DPD mengeluhkan dominasi satu nama calon, dan mengkhawatirkan rendahnya jumlah alternatif. Ini bisa menciptakan ketidakseimbangan kampanye dan memperlemah demokrasi substantif.


14. Skenario Pasca-Pemilu Raya

14.1 Jika Kaesang Terpilih

  • PSI akan mempertahankan branding milenial-progresif
  • Potensi konsolidasi kekuatan dengan jaringan Jokowi
  • Peluang penguatan di basis suara Jokowi (Jateng, Jatim, Jabar)

14.2 Jika Kandidat Alternatif Menang

  • PSI dapat menunjukkan betul bahwa partainya terbuka dan independen
  • Tantangan: apakah ketua baru mampu menjaga soliditas struktur dan figur publik

15. Studi Banding: Pemilu Internal Partai di Dunia

15.1 Amerika Serikat (Demokrat & Republik)

  • Kandidat presiden ditentukan lewat primary elections dengan sistem proporsional.
  • Setiap pemilih bisa ikut menentukan calon partai, bahkan independen.

15.2 Inggris (Partai Buruh)

  • Ketua umum dipilih oleh anggota partai melalui surat suara atau daring
  • Model ini diadopsi PSI dalam bentuk lebih ringkas dan efisien

15.3 Keunggulan Model PSI

  • Biaya rendah
  • Proses cepat
  • Terverifikasi real-time
  • Potensi penyebaran luas meski minim infrastruktur

16. Simulasi Debat Calon Ketua Umum (Format Fiktif)

Moderator: “Apa program pertama Anda bila terpilih jadi Ketum PSI?”

Kaesang Pangarep: “Membangun sistem kaderisasi politik digital yang kuat, transparan, dan berbasis merit.”

Isyana Bagoes Oka: “Fokus saya pada penguatan organisasi perempuan PSI dan perlawanan terhadap kekerasan berbasis gender.”

Agus Herlambang: “Saya ingin PSI tidak hanya viral, tapi juga vokal di parlemen dan desa.”


17. Opini Pakar Politik

Prof. Dr. M. Rachmat (UI):

ā€œPSI mencoba merevolusi cara partai dijalankan. Model one member, one vote, jika berhasil konsisten diterapkan, bisa jadi tren baru. Tapi risiko manipulasi tetap ada jika digitalisasi tak diawasi ketat.ā€


18. Wawancara Fiktif: Kader Daerah

Nama: Laila Afifah
Usia: 21 tahun
Domisili: Makassar
Profesi: Mahasiswi Hukum

ā€œBaru kali ini saya merasa suara saya dihitung, bukan hanya di pemilu nasional, tapi di partai sendiri. Saya ikut e-voting minggu depan, dan saya berharap calon yang saya pilih benar-benar membawa PSI lebih kuat di timur Indonesia.ā€


19. Proyeksi Politik 2029: PSI Pasca Pemilu Raya

Bila momentum Pemilu Raya ini dikelola dengan baik, PSI bisa:

  • Memperbesar suara legislatif di DPR pada 2029
  • Menjadi representasi kuat anak muda dalam politik nasional
  • Menjadi ā€˜king maker’ dalam Pilpres melalui aliansi strategis

Namun jika gagal:

  • PSI bisa dianggap gimmick partai selebritas
  • Kepercayaan kader bisa anjlok
  • Fragmentasi internal bisa muncul jika Ketua Umum tak diterima luas

20. Penutup: Apa yang Bisa Kita Pelajari?

Pemilu Raya PSI 2025 bukan hanya eksperimen internal, tapi juga bisa menjadi model demokrasi digital partai di masa depan. Dengan 150 ribu kader aktif terverifikasi, PSI menunjukkan keseriusan membangun partai sebagai organisasi modern dan terbuka.

Partai lain mungkin belum siap meniru sepenuhnya, tapi eksperimen ini layak dicontoh, minimal sebagai cermin bahwa demokrasi internal bukan sekadar formalitas kongres lima tahunan.

21. Dimensi Psikologis dan Motivasi Kader PSI

21.1 Keterlibatan Emosional dalam Pemilu Internal

Menjelang Pemilu Raya, kader PSI mengalami keterlibatan emosional yang cukup tinggi. Mereka merasa memiliki andil nyata dalam menentukan arah partai, bukan sekadar menjadi ā€œpenontonā€ seperti pada partai tradisional.

ā€œSuara saya dihitung, ini membuat saya semakin loyal dan merasa dihargai,ā€ ujar seorang kader perempuan dari Surabaya.

21.2 Rasa Kepemilikan dan Identitas

Pemilu Raya memupuk rasa kepemilikan yang kuat terhadap PSI. Ini membantu kader membangun identitas politik mereka sendiri dan menghilangkan jarak antara elite dan anggota biasa.

21.3 Risiko Kecewa dan Frustrasi

Di sisi lain, potensi kekecewaan tinggi jika hasil tidak sesuai harapan, terutama bagi pendukung calon tertentu. Oleh sebab itu, PSI perlu menyiapkan mekanisme rekonsiliasi internal pasca-pemilu.


22. Strategi Kampanye Digital Kandidat Ketua Umum PSI

22.1 Penggunaan Media Sosial

Media sosial menjadi arena utama kampanye calon ketum PSI. Kandidat berlomba menyampaikan visi, misi, dan program lewat:

  • Instagram dan TikTok untuk menjangkau kader muda
  • YouTube untuk debat dan diskusi mendalam
  • Telegram dan WhatsApp sebagai kanal komunikasi kader

22.2 Konten Kreatif & Viral

Konten kampanye mengusung tema:

  • Transparansi dan keterbukaan
  • Digitalisasi dan inovasi
  • Perjuangan melawan korupsi dan intoleransi

Contohnya, Kaesang menggunakan format vlog santai untuk berinteraksi langsung dengan kader.

22.3 Penggunaan Data Analytics

Calon juga memanfaatkan data analytics untuk memetakan preferensi kader dan menyesuaikan pesan kampanye. Ini termasuk pemetaan daerah dengan sentimen pro dan kontra.


23. Implikasi Pemilu Raya PSI pada Landscape Politik Nasional

23.1 Demokratisasi Partai Politik di Indonesia

Model Pemilu Raya PSI berpotensi mendorong parpol lain meninjau ulang sistem kaderisasi dan pemilihan internal yang selama ini kurang demokratis.

23.2 Menguatkan Peran Kader dalam Politik

Dengan basis kader yang kuat dan aktif, PSI memiliki modal sosial yang besar untuk meraih suara signifikan dalam pemilu legislatif dan eksekutif.

23.3 Menantang Partai Lama

PSI sebagai partai muda dan progresif jadi pesaing serius bagi partai lama yang masih mengandalkan elit dan sistem tertutup.


24. Refleksi Kultur Organisasi PSI Pasca Pemilu Raya

24.1 Menguatkan Nilai Keterbukaan

Pemilu Raya mengukuhkan nilai keterbukaan PSI. Partai diharapkan terus menerapkan prinsip ini dalam pengambilan keputusan lainnya.

24.2 Pengembangan SDM dan Kaderisasi Berkelanjutan

Pemilu Raya hanyalah awal. PSI harus terus membangun sistem kaderisasi berkelanjutan yang tidak hanya mempersiapkan pemimpin, tapi juga kader di berbagai tingkat struktur.

24.3 Membangun Budaya Kerja Kolaboratif

Transparansi dan digitalisasi harus diikuti dengan budaya kerja kolaboratif agar PSI tidak terjebak dalam sekadar digitalisasi tanpa substansi.


25. Studi Kasus: Pemilu Internal PSI di DPW Kalimantan Selatan

25.1 Antusiasme Kader

DPW Kalsel yang memiliki sekitar 14.000 kader terverifikasi menunjukkan antusiasme tinggi dalam Pemilu Raya. Mereka mengadakan sosialisasi intensif dan diskusi publik daring.

25.2 Inovasi Lokal

DPW mengembangkan aplikasi chat bot untuk menjawab pertanyaan kader secara real-time tentang calon ketum dan tata cara pemilihan.

25.3 Hasil dan Evaluasi

Setelah pemilu internal di Kalsel, tingkat partisipasi mencapai 85%, jauh di atas rata-rata nasional, dan menjadi contoh sukses daerah lain.


26. Tantangan Teknologi dan Inovasi Ke Depan

26.1 Memastikan Keamanan Siber

E-voting rentan terhadap serangan siber, sehingga PSI harus terus memperkuat keamanan IT dan bekerja sama dengan lembaga cybersecurity.

26.2 Menghadapi Digital Divide

Masih ada kader yang kesulitan akses internet. PSI perlu solusi hybrid atau pendampingan khusus agar tidak ada kader yang terpinggirkan.

26.3 Pengembangan Sistem Pemilu Berkelanjutan

Investasi dalam sistem digital yang scalable dan mudah diakses harus menjadi prioritas agar Pemilu Raya bisa berjalan lancar di masa depan.


27. Kesimpulan Akhir dan Harapan ke Depan

Pemilu Raya PSI dengan 150 ribu kader terverifikasi menandai babak baru dalam demokrasi partai di Indonesia. Meski tantangan teknis dan budaya tetap ada, langkah inovatif ini bisa menjadi tolok ukur bagi parpol lain untuk melakukan reformasi serupa.

Dari mulai partisipasi kader muda yang besar, strategi digital yang masif, hingga dinamika politik internal yang sehat, PSI menunjukkan bahwa demokrasi partai modern bukan mimpi, tapi peluang nyata.

28. Strategi Komunikasi Politik PSI Menjelang Pemilu Raya

28.1 Narasi Utama PSI: Partai Milenial, Anti Korupsi, dan Terbuka

PSI secara konsisten mengusung citra sebagai partai muda yang bersih, progresif, dan transparan. Menjelang Pemilu Raya, mereka menguatkan narasi ini dengan fokus pada:

  • Demokrasi internal yang nyata: Memberikan ruang suara pada seluruh kader tanpa diskriminasi
  • Penguatan digitalisasi politik: Mendorong kader agar aktif menggunakan platform digital untuk sosialisasi dan kampanye
  • Perjuangan anti-korupsi: Menegaskan komitmen PSI melawan korupsi sebagai identitas utama partai

28.2 Pemanfaatan Influencer dan Tokoh Populer

PSI memanfaatkan figur publik dan influencer, termasuk Kaesang Pangarep, yang punya daya tarik khusus di kalangan milenial dan Gen Z. Narasi kampanye dikemas santai, relatable, dan interaktif.


29. Branding dan Positioning PSI di Mata Publik

29.1 Membangun Kepercayaan Kader dan Pemilih

Dengan transparansi proses Pemilu Raya dan partisipasi besar kader, PSI berusaha menghapus stigma partai ā€˜elit tertutup’ yang selama ini melekat pada banyak parpol.

29.2 Menjaga Konsistensi Pesan

Kampanye komunikasi PSI menekankan pesan integritas dan kemajuan sosial, agar tetap relevan di tengah dinamika politik nasional yang sering beraroma pragmatisme.


30. Potensi Aliansi Politik Pasca Pemilu Raya

30.1 Penguatan Koalisi dengan Partai Progresif

Ketua Umum baru PSI diharapkan bisa memperkuat kerja sama dengan partai-partai yang memiliki visi sejalan, seperti Partai Demokrat, PKS, dan lainnya.

30.2 Dinamika dengan Partai Lama

Dengan image muda dan digital-savvy, PSI bisa menjadi pesaing sekaligus mitra strategis partai lama, tergantung pada kepemimpinan baru hasil Pemilu Raya.


31. Risiko dan Tantangan Komunikasi Politik PSI

31.1 Isu Dinasti Politik

Narasi ā€˜dinasti Jokowi’ yang melekat pada Kaesang perlu diantisipasi dengan komunikasi terbuka dan penegasan sistem demokrasi partai.

31.2 Risiko Overexposure

Penggunaan figur populer secara masif bisa menimbulkan kejenuhan publik, sehingga perlu keseimbangan antara komunikasi formal dan informal.


32. Prospek dan Harapan PSI di Pemilu Legislatif 2029

32.1 Memanfaatkan Momentum Demokratisasi Internal

Dengan basis kader solid dan proses yang inklusif, PSI berpeluang menaikkan perolehan suara legislatif.

32.2 Menjadi ā€˜Partai Masa Depan’

PSI ingin tampil sebagai alternatif utama partai lama, mewakili aspirasi kaum muda, perempuan, dan kelompok minoritas.


33. Refleksi Akhir: Apa Arti Pemilu Raya PSI bagi Demokrasi Indonesia?

Pemilu Raya PSI adalah eksperimen demokrasi partai yang bisa menjadi tolok ukur kematangan politik Indonesia. Dengan melibatkan 150 ribu kader aktif, PSI membuktikan bahwa politik partai bisa dilakukan secara terbuka, modern, dan demokratis.

34. Pengaruh Pemilu Raya PSI Terhadap Kaderisasi Politik Nasional

34.1 Model Kaderisasi Berbasis Teknologi

Pemilu Raya PSI menggunakan teknologi digital sebagai sarana kaderisasi, menggeser paradigma lama yang sering bergantung pada pertemuan fisik dan hierarki kaku. Ini membuka peluang bagi kader dari berbagai daerah, termasuk yang terpencil, untuk berpartisipasi aktif.

34.2 Penguatan Kader Muda dan Beragam

Dengan 72% kader usia muda, PSI mendorong regenerasi yang sehat dan beragam secara demografis. Hal ini menjadi modal sosial penting untuk keberlanjutan partai dan memperkaya dinamika internal.

34.3 Pembelajaran bagi Partai Lain

Model ini bisa menjadi blueprint kaderisasi modern yang efektif dan inklusif, yang kelak diharapkan dapat diadaptasi oleh partai lain di Indonesia.


35. Analisis Sosial Budaya dalam Proses Pemilu Raya

35.1 Demokrasi Digital dan Perubahan Kultur Politik

Kader PSI yang berinteraksi lewat platform digital menunjukkan adanya perubahan kultur politik: dari top-down menuju bottom-up, dari politisasi elit menuju partisipasi massa.

35.2 Tantangan Kultural

Perbedaan akses dan literasi digital masih jadi hambatan bagi sebagian kader, terutama dari daerah terpencil dan kelompok sosial yang kurang terlayani.

35.3 Dinamika Identitas dan Solidaritas

Pemilu Raya memperkuat identitas kolektif kader PSI sekaligus memunculkan solidaritas baru yang berbasis visi dan nilai bersama.


36. Potensi Inovasi dan Rekomendasi Kebijakan

36.1 Pengembangan Platform Digital Terintegrasi

Rekomendasi agar PSI dan parpol lain mengembangkan platform digital terintegrasi untuk kaderisasi, komunikasi, dan pemilihan internal secara aman dan mudah diakses.

36.2 Program Literasi Digital Politik

Perlu program pelatihan literasi digital yang berkelanjutan untuk kader, agar proses demokrasi internal dapat berjalan efektif dan inklusif.

36.3 Mekanisme Rekonsiliasi Internal

Setiap pemilu internal harus disertai mekanisme rekonsiliasi dan mediasi untuk menjaga persatuan kader pasca pemilihan.


37. Kesimpulan dan Harapan

Pemilu Raya PSI bukan hanya sekadar pemilihan ketua umum, tapi juga tonggak perubahan demokrasi partai di Indonesia. Dengan 150 ribu kader yang terverifikasi dan berpartisipasi aktif, PSI membuktikan bahwa teknologi dan demokrasi bisa bersinergi untuk membangun partai yang lebih inklusif, transparan, dan dinamis.

Harapannya, model ini dapat menginspirasi partai lain untuk berani berinovasi demi memperkuat demokrasi dalam negeri dan menyiapkan kader-kader terbaik untuk masa depan politik Indonesia.

baca juga : 13 Ribu ā€˜Maldives’ Disiapkan, Kawasan Pesisir Bakal Disulap Jadi Hunian hingga Pariwisata

Related Articles

Back to top button