Site icon My Blog

Resmi WNI! Potret 4 Pemain Naturalisasi Timnas Sepak Bola Putri Indonesia Asal Belanda

Pada 10 Juni 2025, empat pemain sepak bola wanita asal Belanda resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) melalui proses naturalisasi. Langkah ini merupakan bagian dari upaya PSSI untuk memperkuat Timnas Putri Indonesia menjelang turnamen internasional. Keempat pemain tersebut adalah Emily Julia Frederica Nahon, Felicia Victoria de Zeeuw, Iris Joska de Rouw, dan Isa Guusje Warps.

1. Emily Julia Frederica Nahon

Emily Nahon adalah pemain sepak bola asal Belanda yang memiliki darah Indonesia dari pihak ibunya. Ia berposisi sebagai gelandang serang dan saat ini bermain untuk ADO Den Haag, klub yang berlaga di Liga Belanda. Nahon memiliki pengalaman bermain di level junior Timnas Belanda dan diharapkan dapat membawa pengalaman internasionalnya untuk memperkuat lini tengah Timnas Putri Indonesia.

2. Felicia Victoria de Zeeuw

Felicia de Zeeuw merupakan gelandang serang yang memiliki keturunan Betawi dari pihak ibunya. Ia lahir di Belanda dan memulai karier sepak bolanya di Eropa. De Zeeuw sempat bermain untuk Timnas U-16 dan U-19 Belanda serta saat ini memperkuat Tim Senior ADO Den Haag di Liga Belanda. Dengan pengalaman bermain di level tinggi, de Zeeuw diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi Timnas Putri Indonesia.

3. Iris Joska de Rouw

Iris de Rouw adalah kiper muda berbakat yang berasal dari keluarga dengan leluhur di Kediri dan Lumajang, Jawa Timur. Ia saat ini bermain untuk Sparta Rotterdam Vrouwen, klub liga putri Belanda. Dengan tinggi badan 179 cm, de Rouw memiliki potensi besar untuk menjadi penjaga gawang utama Timnas Putri Indonesia. Ia telah bergabung dalam pemusatan latihan Timnas Putri di Surabaya dan diharapkan dapat memperkuat lini pertahanan tim.

4. Isa Guusje Warps

Isa Warps adalah pemain sepak bola asal Belanda yang memiliki keturunan Indonesia dari pihak ibunya. Ia berposisi sebagai bek dan saat ini bermain untuk klub di Liga Belanda. Warps dikenal memiliki kemampuan bertahan yang solid dan diharapkan dapat memperkuat lini belakang Timnas Putri Indonesia.

Proses Naturalisasi dan Harapan PSSI

Proses naturalisasi keempat pemain ini telah melalui tahapan administrasi yang ketat dan mendapat persetujuan dari Komisi X DPR RI. Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum (Dirjen AHU) Kementerian Hukum dan HAM, Widodo, menyatakan bahwa keempat pemain tersebut memiliki darah keturunan Indonesia dari pihak orang tuanya.

PSSI berharap kehadiran para pemain naturalisasi ini dapat meningkatkan kualitas permainan Timnas Putri Indonesia dan membawa tim menuju peringkat 50 besar dunia serta 10 besar Asia. Selain itu, PSSI juga menargetkan partisipasi Indonesia dalam putaran final AFC Women’s Asian Cup dan FIFA Women’s World Cup pada tahun 2035.

Kesimpulan

Langkah naturalisasi empat pemain sepak bola wanita asal Belanda ini merupakan strategi jangka panjang PSSI untuk mengembangkan sepak bola putri di Indonesia. Dengan pengalaman dan kualitas yang dimiliki, para pemain ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan sepak bola wanita Indonesia dan membawa Timnas Putri Indonesia ke level yang lebih tinggi di kancah internasional.

Pada 10 Juni 2025, empat pemain sepak bola wanita asal Belanda resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) melalui proses naturalisasi. Langkah ini merupakan bagian dari upaya PSSI untuk memperkuat Timnas Putri Indonesia menjelang turnamen internasional. Keempat pemain tersebut adalah Emily Julia Frederica Nahon, Felicia Victoria de Zeeuw, Iris Joska de Rouw, dan Isa Guusje Warps.


1. Emily Julia Frederica Nahon

Emily Nahon adalah pemain sepak bola asal Belanda yang memiliki darah Indonesia dari pihak ibunya. Ia berposisi sebagai gelandang serang dan saat ini bermain untuk ADO Den Haag, klub yang berlaga di Liga Belanda. Nahon memiliki pengalaman bermain di level junior Timnas Belanda dan diharapkan dapat membawa pengalaman internasionalnya untuk memperkuat lini tengah Timnas Putri Indonesia.


2. Felicia Victoria de Zeeuw

Felicia de Zeeuw merupakan gelandang serang yang memiliki keturunan Betawi dari pihak ibunya. Ia lahir di Belanda dan memulai karier sepak bolanya di Eropa. De Zeeuw sempat bermain untuk Timnas U-16 dan U-19 Belanda serta saat ini memperkuat Tim Senior ADO Den Haag di Liga Belanda. Dengan pengalaman bermain di level tinggi, de Zeeuw diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi Timnas Putri Indonesia.


3. Iris Joska de Rouw

Iris de Rouw adalah kiper muda berbakat yang berasal dari keluarga dengan leluhur di Kediri dan Lumajang, Jawa Timur. Ia saat ini bermain untuk Sparta Rotterdam Vrouwen, klub liga putri Belanda. Dengan tinggi badan 179 cm, de Rouw memiliki potensi besar untuk menjadi penjaga gawang utama Timnas Putri Indonesia. Ia telah bergabung dalam pemusatan latihan Timnas Putri di Surabaya dan diharapkan dapat memperkuat lini pertahanan tim.


4. Isa Guusje Warps

Isa Warps adalah pemain sepak bola asal Belanda yang memiliki keturunan Indonesia dari pihak ibunya. Ia berposisi sebagai bek dan saat ini bermain untuk klub di Liga Belanda. Warps dikenal memiliki kemampuan bertahan yang solid dan diharapkan dapat memperkuat lini belakang Timnas Putri Indonesia.


Proses Naturalisasi dan Harapan PSSI

Proses naturalisasi keempat pemain ini telah melalui tahapan administrasi yang ketat dan mendapat persetujuan dari Komisi X DPR RI. Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum (Dirjen AHU) Kementerian Hukum dan HAM, Widodo, menyatakan bahwa keempat pemain tersebut memiliki darah keturunan Indonesia dari pihak orang tuanya.

PSSI berharap kehadiran para pemain naturalisasi ini dapat meningkatkan kualitas permainan Timnas Putri Indonesia dan membawa tim menuju peringkat 50 besar dunia serta 10 besar Asia. Selain itu, PSSI juga menargetkan partisipasi Indonesia dalam putaran final AFC Women’s Asian Cup dan FIFA Women’s World Cup pada tahun 2035.


Kesimpulan

Langkah naturalisasi empat pemain sepak bola wanita asal Belanda ini merupakan strategi jangka panjang PSSI untuk mengembangkan sepak bola putri di Indonesia. Dengan pengalaman dan kualitas yang dimiliki, para pemain ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan sepak bola wanita Indonesia dan membawa Timnas Putri Indonesia ke level yang lebih tinggi di kancah internasional.

Pada tanggal 10 Juni 2025, empat pemain sepak bola wanita asal Belanda resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) melalui proses naturalisasi. Langkah ini merupakan bagian dari upaya PSSI untuk memperkuat Timnas Putri Indonesia menjelang turnamen internasional. Keempat pemain tersebut adalah Emily Julia Frederica Nahon, Felicia Victoria de Zeeuw, Iris Joska de Rouw, dan Isa Guusje Warps.


1. Emily Julia Frederica Nahon

Emily Nahon adalah pemain sepak bola asal Belanda yang memiliki darah Indonesia dari pihak ibunya. Ia berposisi sebagai gelandang serang dan saat ini bermain untuk ADO Den Haag, klub yang berlaga di Liga Belanda. Nahon memiliki pengalaman bermain di level junior Timnas Belanda dan diharapkan dapat membawa pengalaman internasionalnya untuk memperkuat lini tengah Timnas Putri Indonesia.


2. Felicia Victoria de Zeeuw

Felicia de Zeeuw merupakan gelandang serang yang memiliki keturunan Betawi dari pihak ibunya. Ia lahir di Belanda dan memulai karier sepak bolanya di Eropa. De Zeeuw sempat bermain untuk Timnas U-16 dan U-19 Belanda serta saat ini memperkuat Tim Senior ADO Den Haag di Liga Belanda. Dengan pengalaman bermain di level tinggi, de Zeeuw diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi Timnas Putri Indonesia.


3. Iris Joska de Rouw

Iris de Rouw adalah kiper muda berbakat yang berasal dari keluarga dengan leluhur di Kediri dan Lumajang, Jawa Timur. Ia saat ini bermain untuk Sparta Rotterdam Vrouwen, klub liga putri Belanda. Dengan tinggi badan 179 cm, de Rouw memiliki potensi besar untuk menjadi penjaga gawang utama Timnas Putri Indonesia. Ia telah bergabung dalam pemusatan latihan Timnas Putri di Surabaya dan diharapkan dapat memperkuat lini pertahanan tim.


4. Isa Guusje Warps

Isa Warps adalah pemain sepak bola asal Belanda yang memiliki keturunan Indonesia dari pihak ibunya. Ia berposisi sebagai bek dan saat ini bermain untuk klub di Liga Belanda. Warps dikenal memiliki kemampuan bertahan yang solid dan diharapkan dapat memperkuat lini belakang Timnas Putri Indonesia.


Proses Naturalisasi dan Harapan PSSI

Proses naturalisasi keempat pemain ini telah melalui tahapan administrasi yang ketat dan mendapat persetujuan dari Komisi X DPR RI. Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum (Dirjen AHU) Kementerian Hukum dan HAM, Widodo, menyatakan bahwa keempat pemain tersebut memiliki darah keturunan Indonesia dari pihak orang tuanya.

PSSI berharap kehadiran para pemain naturalisasi ini dapat meningkatkan kualitas permainan Timnas Putri Indonesia dan membawa tim menuju peringkat 50 besar dunia serta 10 besar Asia. Selain itu, PSSI juga menargetkan partisipasi Indonesia dalam putaran final AFC Women’s Asian Cup dan FIFA Women’s World Cup pada tahun 2035.


Kesimpulan

Langkah naturalisasi empat pemain sepak bola wanita asal Belanda ini merupakan strategi jangka panjang PSSI untuk mengembangkan sepak bola putri di Indonesia. Dengan pengalaman dan kualitas yang dimiliki, para pemain ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan sepak bola wanita Indonesia dan membawa Timnas Putri Indonesia ke level yang lebih tinggi di kancah internasional.

Pada 10 Juni 2025, empat pemain sepak bola wanita asal Belanda resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) melalui proses naturalisasi. Langkah ini merupakan bagian dari upaya PSSI untuk memperkuat Timnas Putri Indonesia menjelang turnamen internasional. Keempat pemain tersebut adalah Emily Julia Frederica Nahon, Felicia Victoria de Zeeuw, Iris Joska de Rouw, dan Isa Guusje Warps.


1. Emily Julia Frederica Nahon

Emily Nahon adalah pemain sepak bola asal Belanda yang memiliki darah Indonesia dari pihak ibunya. Ia berposisi sebagai gelandang serang dan saat ini bermain untuk ADO Den Haag, klub yang berlaga di Liga Belanda. Nahon memiliki pengalaman bermain di level junior Timnas Belanda dan diharapkan dapat membawa pengalaman internasionalnya untuk memperkuat lini tengah Timnas Putri Indonesia.


2. Felicia Victoria de Zeeuw

Felicia de Zeeuw merupakan gelandang serang yang memiliki keturunan Betawi dari pihak ibunya. Ia lahir di Belanda dan memulai karier sepak bolanya di Eropa. De Zeeuw sempat bermain untuk Timnas U-16 dan U-19 Belanda serta saat ini memperkuat Tim Senior ADO Den Haag di Liga Belanda. Dengan pengalaman bermain di level tinggi, de Zeeuw diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi Timnas Putri Indonesia.


3. Iris Joska de Rouw

Iris de Rouw adalah kiper muda berbakat yang berasal dari keluarga dengan leluhur di Kediri dan Lumajang, Jawa Timur. Ia saat ini bermain untuk Sparta Rotterdam Vrouwen, klub liga putri Belanda. Dengan tinggi badan 179 cm, de Rouw memiliki potensi besar untuk menjadi penjaga gawang utama Timnas Putri Indonesia. Ia telah bergabung dalam pemusatan latihan Timnas Putri di Surabaya dan diharapkan dapat memperkuat lini pertahanan tim.


4. Isa Guusje Warps

Isa Warps adalah pemain sepak bola asal Belanda yang memiliki keturunan Indonesia dari pihak ibunya. Ia berposisi sebagai bek dan saat ini bermain untuk klub di Liga Belanda. Warps dikenal memiliki kemampuan bertahan yang solid dan diharapkan dapat memperkuat lini belakang Timnas Putri Indonesia.


Proses Naturalisasi dan Harapan PSSI

Proses naturalisasi keempat pemain ini telah melalui tahapan administrasi yang ketat dan mendapat persetujuan dari Komisi X DPR RI. Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum (Dirjen AHU) Kementerian Hukum dan HAM, Widodo, menyatakan bahwa keempat pemain tersebut memiliki darah keturunan Indonesia dari pihak orang tuanya.

PSSI berharap kehadiran para pemain naturalisasi ini dapat meningkatkan kualitas permainan Timnas Putri Indonesia dan membawa tim menuju peringkat 50 besar dunia serta 10 besar Asia. Selain itu, PSSI juga menargetkan partisipasi Indonesia dalam putaran final AFC Women’s Asian Cup dan FIFA Women’s World Cup pada tahun 2035.


Kesimpulan

Langkah naturalisasi empat pemain sepak bola wanita asal Belanda ini merupakan strategi jangka panjang PSSI untuk mengembangkan sepak bola putri di Indonesia. Dengan pengalaman dan kualitas yang dimiliki, para pemain ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan sepak bola wanita Indonesia dan membawa Timnas Putri Indonesia ke level yang lebih tinggi di kancah internasional.

Profil Mendalam Para Pemain Naturalisasi

Emily Julia Frederica Nahon: Gelandang Serba Bisa

Emily Julia Frederica Nahon lahir pada tahun 2001 di Belanda. Ia dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang sangat menghargai olahraga, khususnya sepak bola. Sejak usia delapan tahun, ia telah bergabung dengan akademi sepak bola lokal. Kemampuan teknis dan visinya di lapangan membuatnya cepat naik kelas ke tim elite usia muda.

Karier Emily semakin bersinar setelah bergabung dengan ADO Den Haag. Di sana, ia bermain sebagai gelandang serang dan kadang digunakan sebagai sayap kiri. Emily dikenal memiliki ketenangan saat menguasai bola dan mampu menembus lini pertahanan lawan melalui kombinasi passing dan dribble pendek.

Dalam wawancara eksklusif dengan media Belanda sebelum proses naturalisasi, Emily menyatakan, “Saya selalu merasa terhubung dengan Indonesia. Ini bukan hanya tentang sepak bola, ini tentang membela tanah leluhur saya.”

Felicia Victoria de Zeeuw: Dinamo Lini Tengah

Felicia adalah contoh sempurna pemain dua negara: lahir dan besar di Rotterdam, namun memiliki akar budaya yang kuat dari kakek-neneknya yang berasal dari Jakarta. Ia dikenal sebagai gelandang box-to-box yang ulet.

Ia pernah masuk radar seleksi Timnas Belanda U-19 dan tampil pada beberapa pertandingan persahabatan. Namun, kompetisi di Eropa yang sangat ketat membatasi peluangnya untuk menembus tim senior. Kesempatan memperkuat Timnas Putri Indonesia memberinya napas baru dan peluang untuk menunjukkan kualitas sejatinya.

Felicia juga memiliki keunggulan dalam kepemimpinan di lapangan. Menurut pelatih ADO Den Haag Putri, ia adalah “tipe pemain yang membuat semua di sekelilingnya bermain lebih baik”.

Iris Joska de Rouw: Penjaga Gawang Masa Depan

Iris adalah salah satu penjaga gawang muda berbakat di Belanda. Ia memiliki refleks cepat dan kemampuan membaca arah tembakan yang tajam. Dengan tinggi badan hampir 180 cm, ia menjadi sosok dominan di kotak penalti. Karier profesionalnya dimulai di akademi Feyenoord sebelum pindah ke Sparta Rotterdam untuk mendapatkan menit bermain reguler.

Keputusan untuk pindah kewarganegaraan bukanlah hal sepele bagi Iris. Namun, setelah melakukan perjalanan ke Indonesia dan mengunjungi rumah kakeknya di Lumajang, ia merasa semakin yakin bahwa ia ingin mewakili Merah Putih.

Isa Guusje Warps: Bek Tangguh yang Elegan

Isa adalah pemain yang mengandalkan kombinasi kekuatan fisik dan teknik bertahan modern. Bermain sebagai bek tengah, ia unggul dalam duel udara dan memiliki kemampuan distribusi bola yang baik.

Ia pernah mencuri perhatian pelatih Belanda U-17, namun akhirnya lebih memilih bergabung dengan proyek jangka panjang Timnas Putri Indonesia. “Saya ingin menjadi bagian dari sejarah. Saya percaya Timnas Putri Indonesia punya potensi besar,” ujarnya dalam sebuah wawancara.


Dampak Strategis bagi Timnas Putri Indonesia

Masuknya keempat pemain ini adalah angin segar bagi skuad Garuda Pertiwi. Dalam beberapa tahun terakhir, Timnas Putri Indonesia memang berjuang untuk bisa bersaing di tingkat Asia Tenggara, apalagi Asia.

Dengan tambahan pemain yang sudah terbiasa bermain di lingkungan sepak bola profesional Eropa, Timnas kini memiliki keunggulan dalam:

Pelatih kepala Timnas Putri, Rudy Eka Priyambada, mengatakan bahwa para pemain naturalisasi ini bukan hanya ditujukan untuk memperkuat skuad secara instan, tapi juga menjadi mentor bagi pemain lokal muda. Proses ini akan mempercepat kurva pembelajaran dan mengangkat standar latihan di timnas.


Tanggapan Masyarakat dan Komunitas Sepak Bola

Reaksi publik terhadap naturalisasi keempat pemain ini secara umum positif, meskipun ada juga catatan kritis. Di media sosial, tagar #GarudaPertiwiBangkit sempat trending saat pengumuman naturalisasi dilakukan.

Pendukung Positif:

Kritik:

Namun, pihak PSSI menegaskan bahwa program naturalisasi ini adalah bagian dari strategi jangka panjang dan tidak akan menggantikan pengembangan pemain lokal. Justru diharapkan akan memberi inspirasi dan referensi kualitas yang harus dikejar oleh pemain lokal.


Perbandingan dengan Proses Naturalisasi di Negara Lain

Naturalisasi dalam dunia sepak bola bukanlah hal baru. Negara-negara seperti Jepang, Qatar, dan bahkan Australia juga memanfaatkan pemain keturunan untuk memperkuat timnas mereka.

Contoh Qatar:

Contoh Jepang:

Pelajaran untuk Indonesia:


Proyeksi Masa Depan: Menuju Piala Asia & Piala Dunia Wanita 2035

Dengan kehadiran empat pemain naturalisasi, PSSI menargetkan Timnas Putri Indonesia bisa lolos ke Piala Asia Wanita AFC 2026 dan membangun fondasi untuk lolos ke Piala Dunia Wanita FIFA 2035.

Untuk mencapainya, perlu langkah-langkah konkret seperti:

Sepak Bola Putri di Indonesia: Perjalanan, Tantangan, dan Harapan

Sepak bola putri di Indonesia tidak lahir dalam ruang hampa. Meski selama ini mendapat porsi perhatian yang minim dibandingkan sepak bola pria, geliat dan semangat juang dari para pemain perempuan terus hidup dari masa ke masa.

Sejarah Singkat

Jejak sepak bola putri Indonesia bisa ditelusuri hingga tahun 1970-an ketika muncul klub-klub putri lokal seperti Putri Mataram di Yogyakarta dan Putri Jakarta. Namun, karena keterbatasan dana, dukungan, dan eksistensi liga nasional yang tidak konsisten, pertumbuhan olahraga ini sangat lambat.

Baru pada era 2010-an, muncul harapan baru ketika PSSI mulai menghidupkan kembali turnamen-turnamen khusus putri. Puncaknya adalah saat digelarnya Liga 1 Putri pertama kali pada 2019. Namun sayangnya, pandemi COVID-19 membuat kelanjutan kompetisi ini terhambat.

Tantangan yang Dihadapi

  1. Kurangnya Infrastruktur dan Akses Latihan
    Banyak pemain putri di Indonesia harus berlatih di lapangan seadanya, berbagi fasilitas dengan tim pria, atau bahkan tanpa pelatih tetap.
  2. Minimnya Dukungan Finansial dan Sponsor
    Klub-klub sepak bola cenderung enggan membiayai tim putri karena dianggap tidak menguntungkan secara komersial.
  3. Stereotip Gender dan Sosial
    Banyak perempuan yang ingin berkarier di sepak bola masih menghadapi stigma sosial yang menganggap sepak bola sebagai olahraga “laki-laki”.
  4. Peluang Karier yang Terbatas
    Tidak banyak pemain yang bisa hidup hanya dari bermain bola. Banyak yang harus merangkap pekerjaan lain atau berhenti setelah lulus SMA/kuliah.

Harapan Masa Depan

Masuknya pemain diaspora seperti Emily, Felicia, Iris, dan Isa diharapkan bisa menjadi katalis untuk mempercepat profesionalisasi sepak bola putri Indonesia. Keberadaan mereka bisa mendorong beberapa hal:


Wawancara dan Testimoni Eksklusif

Untuk memberikan perspektif yang lebih dalam, berikut adalah cuplikan dari beberapa wawancara eksklusif:

1. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir

“Naturalisasi ini bukan soal cepat-cepat menang. Ini adalah bagian dari reformasi sepak bola putri. Kami tidak ingin hanya sekadar tampil. Kami ingin bersaing dan layak berada di panggung Asia, bahkan dunia.”

2. Pelatih Timnas Putri, Rudy Eka Priyambada

“Empat pemain ini bukan hanya bagus di teknik. Mereka punya jiwa kepemimpinan. Saya ingin pemain lokal belajar etos kerja dari mereka. Kalau kita ingin naik level, tidak bisa setengah hati.”

3. Felicia Victoria de Zeeuw

“Saya merasa ini bukan keputusan yang mudah, tapi hati saya mantap. Saya ingin menulis sejarah dengan tim ini. Bermain di GBK dengan seribu suporter yang menyanyikan Indonesia Raya, itu mimpi saya.”

4. Pemain Lokal, Zahra Muzdalifah

“Kami sangat terbantu. Ada banyak hal yang bisa dipelajari dari mereka: mulai dari cara passing, komunikasi, sampai recovery setelah latihan. Kehadiran mereka membuat suasana latihan lebih kompetitif dan profesional.”


Dukungan Pemerintah dan Kemenpora

Pemerintah melalui Kemenpora menyambut baik proses naturalisasi ini. Dalam pernyataan resminya, Menpora menyatakan:

“Kami berharap Timnas Putri Indonesia bisa menjadi simbol kemajuan dan kesetaraan gender dalam olahraga. Kami mendukung langkah PSSI dan berharap ini diikuti dengan penguatan pembinaan usia muda.”

Sebagai wujud dukungan konkret, Kemenpora akan mengalokasikan anggaran khusus untuk pengembangan sepak bola putri, termasuk penyediaan fasilitas latihan, kompetisi antar sekolah dan perguruan tinggi, serta beasiswa untuk atlet perempuan berprestasi.


Epilog: Menyongsong Masa Depan yang Cerah

Empat srikandi dari Belanda ini hanyalah awal dari transformasi panjang sepak bola putri Indonesia. Mereka datang bukan hanya membawa sepatu bola dan paspor baru, tapi juga harapan, semangat, dan inspirasi.

Jika ekosistem sepak bola putri bisa dijaga dan dikembangkan dengan baik, bukan mustahil 10 tahun ke depan, Indonesia tak hanya menjadi peserta di turnamen besar, tapi juga penantang serius. Sepak bola putri tak lagi jadi pelengkap, tapi jadi kebanggaan nasional.

baca juga : Diduga Terpeleset di Jembatan Penyeberangan Orang saat Bermain, Bocah Tewas Tenggelam

Exit mobile version